Eksibisionis berasal dari kata exhibition yang artinya pameran, memamerkan atau mempertontonkan genitalnya. Eksibisionis adalah dorongan fantasi sexual yang mendesak dan terus-menerus dengan memamerkan bagian genitalnya kepada orang lain. Dorongan tersebut bertujuan untuk menakuti, mengejutkan atau untuk dikagumi.
Eksibisionisme adalah prefensi tinggi dan berulang untuk mendapatkan kepuasan seksual kepada orang yang tidak dikenal yang tidak menginginkannya kadang kepada seorang anak. Gangguan ini umumnya berawal di masa remaja dan berlanjut hingga dewasa.
Eksibisionis dapat terjadi pada pria maupun wanita. Pada pria, penderita menemukan kepuasaan saat melihat perempuan terkejut melihat genitalnya. Sedangkan pada wanita, penderita menemukan kepuasan melihat pria terangsang saat melihat genitalnya, payudara atau pantatnya. Beberapa eksibisionis ditangkap atas kejahatan lain yang melibatkan kontak dengan korbannya. Eksibionis melakukan masturbasi ketika berfantasi atu ketika benar-benar memamerkannya.
Beberapa jenis perilaku dapat dimasukkan sebagai suatu bentuk eksibisionisme, di antaranya:
- Anasirma: mengangkat rok ketika tidak mengenakan celana dalam, dengan tujuan
untuk memamerkan genitalnya.
- Flashing: membuka secara sementara anggota tubuh yang biasanya tertutup. Pada
perempuan misalnya memamerkan secara singkat payudara telanjang dengan
gerakan mengangkat dan menurunkan pakaian atau bra secara singkat. Atau juga
memamerkan secara singkat genital laki-laki atau perempuan.
- Martimaklia: Suatu jenis parafilia yang melibatkan ketertarikan seksual agar orang
lain menonton tindakan seksual yang dilakukannya.
- Mooning: mempertunjukan bokong telanjang dengan cara menurunkan celana dan
celana dalam. Perilaku ini cenderung menjadi berstandar ganda berbasis jender,
jika dilakukan oleh laki-laki, perilaku ini lebih sering dianggap lelucon, humor, hinaan
atau ejekan, dan tidak ada hubungannya dengan rangsangan seksual; sedangkan
jika dilakukan oleh perempuan, hal kebalikannya terjadi, yaitu dianggap rangsangan
seksual (atau sedikitnya perhatian seksual) kepada orang sasaran yang ditunjukan.
- Streaking: aksi berlari telanjang bulat melintasi tempat umum. Tujuannya biasanya
bukan bersifat seksual, tetapi nilai ketegangan dan "kejutan", dan dapat dilakukan
laki-laki atau perempuan.
- Kandaulisme: ketika seseorang menelanjangi pasangan seksualnya dengan cara
yang eksplisit/to the point.
- Reflektoporn: aksi menelanjangi diri sendiri dan mengambil gambar (foto atau
video) dengan menggunakan permukaan memantul, seperti cermin, kemudian
mengunggah gambar tersebut ke internet atau media sosial yang lagi ngetren saat
ini.
- Skatologia telepon : Beberapa peneliti mengklaim bahwa perilaku ini adalah varian
eksibisionisme, meskipun tidak terdapat komponen interaksi fisik secara
langsung,atau istilah populernya phone sex.
Secara umum terdapat dua kelompok utama eksibisionisme. Eksibisionisme yang tidak berbahaya, dan eksibisionisme yang berbahaya.
Klasifikasikan eksibisionisme sebagai berikut :
Eksibisionis berfantasi
Orang-orang ini berfantasi memamerkan genital mereka kepada orang-orang yang tidak curiga, tapi terlalu takut untuk benar-benar melaksanakan fantasi itu. Mereka cenderung untuk tetap bahagia hanya dengan fantasi eksibisionis mereka. Beberapa dari mereka mungkin beralih ke eksibisionisme tersembunyi untuk memenuhi fantasi mereka, karena tampaknya ini adalah kegiatan yang lebih aman.
Eksibisionis murni
Orang-orang ini puas dengan hanya memamerkan genital mereka dari kejauhan dan bermasturbasi. Mereka tidak menyentuh korban mereka atau benar-benar menyakiti mereka dengan cara apapun.
Eksibisionis kriminal
Pelanggar jenis ini adalak kelompok eksibisionis yang paling banyak. Mereka juga terlibat dalam kejahatan seksual lainnya, terutama pedofilia dan penganiayaan anak. Setelah menemukan seorang anak sebagai korban, perilaku seksual mereka mungkin dimulai dengan eksibisionisme, tetapi dapat berkembang menjadi kejahatan pelecehan seksual dan penganiayaan anak. Hal ini dianggap sangat berbahaya bagi masyarakat dan memerlukan perhatian lebih.
Eksibisionis ekslusif
Pelaku ini tidak dapat membentuk hubungan romantis normal dengan orang dari kelompok preferensi jender mereka, dan tidak bisa melakukan hubungan seksual yang normal. Bagi mereka, eksibisionisme adalah satu-satunya saluran untuk kepuasan seksual. Penderita eksibisionis tersebut dengan mudah kita temukan ditempat keramaian.Makin banyak lawan jenis yang tertarik maka makin tinggi juga hasrat sexsual mereka.
Belakangan ini kita juga sering mendengar istilah Jilbob. Istilah ini biasa disebut dengan wanita yang mengunakan Jilbab dengan pakaian yang ketat sehingga terlihat seksi, atau menonjolkan bagian-bagian yang dianggap memiliki kelebihan.Bahkan ada yang mengatakan bahwa jilbob adalah exsibisionis yang tertunda.
Di era saat ini fashion semakin beragam dan menarik. Apalagi dengan adanya tren fashion para perempuan muslim yang menggunakan jilbab. Sudah bisa Anda lihat di berbagai tempat umum, pengguna hijab saat ini semakin bertambah dan bervariasi dengan tetap menggunakan pakaian muslim yang menutupi seluruh tubuh. Namun, tren fashion para perempuan muslim menjadi buruk karena munculnya fenomena Jilboobs.
Istilah ini menjadi perdebatan di dunia maya. Para Ahli Sosiolog Mengatakan Bahwa rata-rata yang memakai jilbab seperti ini adalah orang yang baru belajar memakai jilbab. Untuk itu mereka yang masih dalam proses berhijab tidak bisa terlalu disalahkan. alangkah baiknya secara pelan-pelan mereka memperbaiki busana mereka agar sesuai dengan aturan.
Sebagian Orang mengatakan Ini adalah sisi perbedaan dari generasi muda yang punya kreasi baru. Dan alangkah baiknya jika mengunakan jilbab tidak menonjolkan hal-hal yang bisa memancing birahi dari laki-laki, Ini biasanya terjadi di kota-kota besar di tengah kebebasan berekspresi, memakai pakaian modis dari berbagai jenis.
Meski demikian, bukan berarti orang-orang dengan mudahnya mencela atau menghakimi cara berbusana mereka. Sebab, hal itu merupakan sebuah proses ke tahap yang baru dalam menjalani kehidupannya di masa mendatang. Sebaiknya anda memberi apresiasi pada anak-anak remaja, dan jangan mempermalukan mereka di depan umum serta berikan nasehat tentang aturan yang baik untuh berhijab. Dengan cara ini pola pikir mereka akan berubah jika suatu saat apa yang mereka lakukan dapat merugikan dirinya sendiri.Semua itu butuh proses.
0 komentar:
Posting Komentar